Langsung ke konten utama

artikel

Boengo Tempo Doeloe : Ekspresi Dan Kreasi Budaya Bungo

Ala Anak Muda

Perkembangan zaman yang terus berubah mengakibatkan semakin memudarnya kebudayaan lokal menuntut kita kembali untuk menggali dan melestarikan kebudayaan itu. Kebudayaan di kabupaten Bungo tidak terkecuali oleh pengaruh zaman ini, menuntut semua elemen masyarakat terlibat dalam upaya menggali kembali kebudayaan tersebut. Menggali kembali dan melestarikan dengan melakukan upaya dan tindakan nyata merupakan keharusan yang tidak bisa di tawar. Pemuda sebagai kekuatan potensial untuk mengangkat kembali kebudayaan di daerahnya harus berperan aktif. Cara ini harus menggunakan pendekatan dan sudut pandang kaum muda itu sendiri.

Tulisan ini dimaksudkan menyiasati kaum muda untuk berminat menggali kebudayaan Bungo lewat ekspresi dan kreasi. Boengo Tempo Doeloe (baca : Bungo Tempo Dulu) merupakan gagasan sebuah event anak muda kabupaten Bungo yang menggali dan mengangkat nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat kabupaten Bungo pada masa dahulu. Pendekatan ini dilakukan karena kaum muda harus dilibatkan dan akan mudah berperan bila menggunakan cara mereka sendiri. Boengo Tempo Doeloe yang penulis gagas ini berbentuk event tahunan yang diselenggarakan oleh kaum muda sendiri yang di sokong pemerintah kabupaten Bungo. Bentuk event ini adalah festival karnaval budaya Bungo.

Ada beberapa hal yang menjadikan kegiatan tahunan ini menjadi menarik bila dilaksanakan. Pertama, pesertanya adalah pemuda-pemuda yang di sebutkan berasal dari berbagai pelajar, lembaga pendidikan, perguruan tinggi, organisasi kepemudaan, maupun dari tiap-tiap daerah kecamatan, kelurahan ataupun dusun dalam kabupaten Bungo. Kedua, peserta lomba di tuntut berkreasi dan mengekspresikan nilai-nilai budaya Bungo. Nilai-nilai budaya ini tentu menyangkut berbagai bentuk aspek kehidupan dalam masyarakat. Misalnya, mendramakan cerita rakyat kabupaten Bungo menggunakan bahasa daerah dan pakaian masyarakat dahulu, dan lain-lain. Ketiga, kegiatan tahunan ini menjadi daya tarik tersendiri dan mengangkat identitas budaya kabupaten Bungo.

Kegiatan ini akhirnya bertujuan untuk menarik minat kalangan muda menggali kebudayaan. Ekspresi dan kreasi kegiatan seperti menuntut kaum muda kreatif mengangkat ide-ide yang mengandung nilai Budaya Bungo. Cara ini merupakan pendekatan yang efektif dan dinamis. Dinamis yang dimaksud yaitu menggali dan mengangkat kebudayaan terdahulu dengan sudut pandang kaum muda dengan zamannya saat ini. Mendinamiskan nilai-nilai budaya akan membuat kebudayaan itu mampu bertahan dan menjadi kebanggaan sebagai sebuah identitas budaya lokal.

Boengo Tempo Doeloe memungkinkan budaya Bungo tetap hidup dan terus digali oleh generasi muda. Hal ini akan menjadi terlestarikan dan dikenalnya bentuk nilai-nilai budaya Bungo antar generasi ke generasi, terus berproses tanpa terputus-putus. Selama ini ketiadaan suatu kegiatan riil yang menggali dan mengangkat kebudayaan di kabupaten Bungo mengakibatkan tidak dikenalnya kebudayaan Bungo itu sendiri. Boengo Tempo Doeloe akan mempopulerkan kebudayaan yang ada di kabupaten Bungo dengan kreasi-kreasi kreatif anak muda.

Salah satu nilai terpenting dari kegiatan ini adalah memungkinkan dikenalnya nilai-nilai budaya oleh kaum muda yang mengandung pembelajaran nilai-nilai tingkah laku atau tindakan menurut adat dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan pengaruh positif yang akan memberikan nilai lebih ditengah tingkah laku yang tidak sesuai dengan agama dan budaya. Memasukan unsur nilai budaya sebagai pembelajaran oleh tokoh adat dan pihak terkait kepada kaum muda akan lebih mudah diterima.

Mengagendakan Boengo Tempo Doeloe sebagai event festival karnaval merupakan langkah tepat, karena berkaitan dengan beberapa potensi. Pertama, anak muda sebagai harapan penerus bangsa akan kreatif mengkreasikan budaya-budaya yang berbentuk ekonomi kreatif. Kedua, disamping dikenalnya kebudayaan Bungo, kegiatan Boengo Tempo Doeloe bisa menjadi produk ekonomi kreatif yang bisa di pasarkan dalam bentuk hasil kreasi seni dan budaya. Di samping terlestarikan budaya-budaya yang ada di kabupaten Bungo juga bisa menjadi nilai ekonomi untuk kesejahteraan. Ketiga, potensi budaya yang di miliki kabupaten Bungo sangat banyak untuk dikembangkan untuk menjadi identitas daerah, sebutkan saja misalnya kain tradisional bermotif khas Bungo di kembangkan untuk dipasarkan, motif ukiran pada rumah adat Bungo memungkinkan untuk dikembangkan dan dipasarkan.

Keinginan untuk mewujudkan kegiatan ini merupakan langkah tepat, mengingat banyaknya jumlah kaum muda dan potensi yang dimiliki. Inilah peluang untuk mewariskan budaya Bungo ke generasi muda sekaligus dengan partisipasi mereka dengan rasa memiliki. Dukungan seluruh pihak merupakan kunci utama terselenggaranya event Boengo Tempo Doeloe yang mengangkat nila-nilai budaya. Apresiasi atas kreatifitas dan kreasi kaum muda dengan kegiatan ini harus diberikan. Apresiasi ini tidak mesti dalam bentuk materi, tetapi yang lebih penting adalah memberikan motivasi dan menghargai kreasi-kreasi mereka.

Penyaluran minat dan bakat adalah muara kegiatan event Boengo Tempo Doeloe ini. Ketika kreasi-kreasi mereka mendapatkan apresiasi dan bernilai, keinginan kuat untuk mempelajari dan menggali kebudayaan Bungo merupakan kebanggaan. Hal ini harus di dukung dengan dibukanya akses untuk menggali kembali nilai budaya itu. Selama ini ketiadaan akses merupakan salah satu pemicu ketidaktahuan kaum muda terhadap budaya Bungo. Sekalipun akses itu ada tetapi peluangnya sangat kecil dan tidak berdaya untuk dikembangkan kaum muda.

Bentuk dukungan dan tindakan menumbuhkembangkan kreasi-kreasi kaum muda untuk menggali kebudayaa Bungo dapat juga melalui pendidikan. Saluran pendidikan ini baik secara formal maupun non formal. Menjadikan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan langkah cerdas mengenali kebudayaan Bungo kepada kaum muda. Membentuk kelompok-kelompok binaan atau sanggar yang menjadi wadah kaum muda untuk belajar dan menggali kebudayaan juga sangat penting. Apapun yang mereka gali tentang kebudayaan Bungo inilah akan diangkat dan ditampilkan dalam event tahunan Boengo Tempo Doeloe.

Harapan kita semua, terselenggaranya Boengo Tempo Doeloe sebagai event tahunan tentang kebudayaan Bungo oleh anak muda menjadi kenyataan. Menggunakan perspektif kaum muda untuk mengangkat kembali kebudayaan Bungo merupakan strategi tepat karena kaum muda sebagai pewarisnya. Menggali dan melestarikan budaya kabupaten Bungo tentu harapan cerah sebagai mana disebutkan pepatah adat, ”dak lapuk dek hujan dak lekang dek paneh” terwujud.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

puisi

Dua Kota orang-orang mengatakan, selalu "ini benar-benar perjanan yang mengesankan" ahhhh padahal aku cuma ingin mengepak kenangan tetapi tetap saja berjejal